Rafli Palde

Rafli Palde
BOEDEOT 145

Rabu, 24 Juli 2013

SEJARAH SMK NEGERI 1 JAKARTA BOEDI OETOMO


Sejarah Sekolah Budi Utomo

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Jakarta adalah sekolah teknik yang tergolong paling tua diantara sekolah teknik yang ada di Jakarta. Sekolah ini didirikan pada tahun 1906 oleh Belanda dengan nama "KONING KLIKE WILHELMINA SCHOOL" yang disingkat KWS. KWS tersebut didirikan belanda dengan tujuan mendidik siswa-siswa Belanda dan siswi pribumi pilihan yang dipersiapkan sebagai tenaga teknik dalam rangka membangun negara Hindia Belanda. Konon, banyak lulusan KWS yang berhasil pada masa itu. Kemudian setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan kekuasaan pemerintah diambil alih oleh putra bangsa Indonesia, maka pada tahun 1946 Koning Klike Wilhelma School (KWS) dirubah namanya menjadi Sekolah Teknik Menengah (STM).

Selama masa perjuangan gedung ini juga memanfaatkan oleh para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, antara lain : Pada tanggal 10 September 1945 di gedung sekolah ini berdiri Badan Keamanan Rakyat Bagian Laut yang merupakan cikal bakal TNI Angkatan Laut. Gedung ini pernah dipergunakan untuk Palang Merah Indonesia, guna untuk membantu para pejuang Republik Indonesia.

Pada masa penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, gedung ini juga dipergunakan untuk Markas besar Asian Games IV. Pada saat itu gedung sekolah sisi timur untuk belajar para siswa STM I, sedangkan gedung sekolah sisi barat Markas Besar Asian Games IV dan Ganefo I. Setelah selesai penyelenggaraan kegiatan Asian Games IV dan Ganefo I pada tahun 1966 seluruh gedung dikembalikan kepada STM I sampai sekarang.

Mengingat gedung ini mempunyai nilai sejarah dan termasuk salah satu gedung yang harus di lindungi serta setelah masuk dalam aset cagar budaya daerah gedung ini tidak akan mengalami perubahan bentuk.

Pada tanggal 10 September 1978 oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta, bapak Letjend. Tjokopranolo gedung ini diresmikan sebagai gedung perjuangan yang ditandai dengan penandatanganan Parasti. Hingga kini gedung ini masih tetap seperti pertama dibangun pada tahun 1906.

Sampai saat ini Program Keahlian yang diselenggarakan SMK Negeri 1 Jakarta :
1 .Teknik Bangunan
2 .Teknik Ketenagalistrikan
3 .Teknik Mesin
4 .Teknik Kendaraan Ringan
5 .Teknik Komputer dan Jaringan

SMK NEGERI 1 JAKARTA PENGGAGAS STOP TAWURAN

Era tahun 80-90, nama Boedoet begitu wangi. Namanya tentu tak asing lagi bagi banyak orang, apalagi bagi pelajar. Tak hanya di Jakarta. Namun, di sejumlah kota-kota luar Jakarta; seperti Bekasi, Bandung, Cirebon, Jogja, Medan, dan daerah lain. Coretan piloknya pun sampai ke puncak-puncak gunung.
Boedoet adalah sekolah legenda di Jakarta. Nama Boeodet diambil dari nama jalan: Jalan Boedi Oetomo 7, Jakarta Pusat. Letaknya tak jauh dari Masjid Istiqlal, Monas dan Istana.
Dulu, di Jalan Budi Utomo ini ada STM N 1, STM PGRI 4, STM N 5, STM PGRI 4 dan SMA N 1. Saat itu, keharuman nama sekolah-sekolah di sana diasosiasikan sebagai hal negatif. Raja tawuran, hobi berantem. Tapi, itu dulu. Dulu sekali. Saat ini, nama Boedoet masih tetap wangi. Selalu membumi. Tentu saja kewangiannya bukan lagi negatif.

Penggagas Deklarasi STOP TAWURAN
Para alumninya pun memberi perhatian penuh kepada Boedoet. Mereka beradzam kuat ingin menjadikan sekolah legenda itu mampu menebar maslahat bagi bangsa ini. Salah satunya, seperti agenda akhir pekan 29/9 kemarin. Siswa, sekolah, dan alumni Boedeoet menggagas gerakan moral dengan aksi damai bertajuk: Stop Tawuran Pelajar Indonesia!
Agenda ini digagas pihak SMK N 1 Jakarta, IKAT 1 JAKARTA (Ikatan Alumni Teknik STMN/SMKN 1 Jakarta, Fokat (Forum Komunikasi dan Silaturahmi) Boedoet 145 serta seluruh alumni Boedoet.
Aksi damai itu dimeriahkan sejumlah rangkaian acara: Orasi dari alumni dan perwakilan sekolah yang hadir, theatrikal oleh Petruk Vannolnam alumni STM PGRI 4 tahun 1989, penyalaan lilin tanda duka, pembacaan doa untuk kawan-kawan Boedoet yang telah mendahului dan khususnya para pelajar korban tawuran. Sekaligus pernyataan sikap bersama dari para Alumni Boedoet dan para undangan sekolah lain.
Deklarasi Stop Tawuran ini menghasilkan tujuh poin yang tertuang dalam berkas pernyataan sikap Aliansi Alumni Pelajar Jakarta. Dalam dokumen itu tertulis, “Kami sebagai alumni diperhadapkan dengan figur yang meninggalkan warisan keburukan; yaitu TAWURAN.” Sebagai salah satu yang dimiliki, para alumni berkomitmen memutus rantai komando dari senior ke junior dalam konteks kebiasaan.
Tujuh butir pernyataan sikap Aliansi Alumni Pelajar Jakarta, yakni: 
Pertama, mengimbau pada seluruh alumni pelajar agar bekerjasama menghentikan budaya tawuran dan membentuk wadah alumni di masing-masing almamater.
Kedua, meminta seluruh pelajar memelihara kerukunan, perdamaian dan persaudaraan. 
Ketiga, meminta pihak kepolisian agar mengambil tindakan cegah tangkal; bukan kejar tangkap. Karena adik-adik pelajar selain berkewajiban menjaga nama baik sekolah; mereka juga punya hak untuk mempertahankan dan membela diri.
Keempat, mendesak pihak kepolisian untuk melakukan jadwal sweeping ke berbagai sekolah dan titik tongkrongan yang terindikasi berkumpulnya pelajar yang suka tawuran. 
Kelima, meminta pemerintah melakukan tindakan komprehensif dan sungguh-sungguh dalam menangkal tawuran. Dengan kata lain, tidak tanggung-tanggung atau hanya mencari isu seksi/populer.
Keenam, meminta pihak sekolah melakukan tindakan sanksi yang sesuai, namun tetap memprioritaskan pengarahan dan pengaturan. Sebab, bisa saja pelajar yang tertangkap berada dalam posisi membela diri.
Poin ketujuh, “Kami Aliansi Alumni Pelajar Jakarta meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada orangtua kami, kepada guru, pada orangtua pelajar yang menjadi korban, guru-guru kami dan masyarakat pada umumnya.” Pernyataan sikap itu ditanda tangani Ketua Panitia Malam Renungan Aliansi Alumni Pelajar Jakarta, Otoie Hartoyo.  

 
Dulu Musuh, Kini Sahabat
Ada yang menarik dari agenda dekalarasi damai bertajuk : Stop Tawuran Pelajar Indonesia! Di sana, berkumpul pelajar dari sekolah-sekolah yang dulunya bertikai. Seperti sekolah penerbangan yang sering dikenal Kapal, ada pula Poncol, dsb. Sekolah itu dulunya menjadi musuh bebuyutan Boedoet. Tapi, dulu.
Sekarang, di ajang deklarasi mereka justru berkumpul dan berpose bersama antara siswa dan para alumninya. Para pelajar yang hadir dalam agenda itu berasal dari perwakilan BOEDOET 145, ST. JOSEP ( ISRAEL ), BAHARI ONE 45, PONCOL, KAPAL BLOK M/ HALIM, BONSER 3, 14 KMY, 12 PLO, KAPIN 45. Ada pula perwakilan dari TAMSIS 44, 8 CP, GRAFICA, BOEDOET 6 DEPOK, ZACK ONE, SMA 6, 1 DKI, 6 KR, KG, RISTEK, LAOET, 1 KZ, dan RESPEC.,hangat bgt suasananya gan semua bendera sekolah bersatu,,bendera ISRAEL,DOSQ,TAMSIS dll bersatu di bawah bendera merah putih bahkan ada yang membawa foto Alm.ALAWY pelajar yang baru2 ini diberitakan meninggal .





Mereka yang mulai mereka yang menyelesaikan.. Salah satu jiwa ksatria ..
Semoga diikuti oleh yang lain dan tidak hanya slogan